I.
Kantung
Empedu
Kantung
empedu adalah kantong muskular hijau yang menyerupai buah pir dibagian
permukaan dorsal sedangkan pada permukaan ventral melekat dengan hati. memiliki panjang 10 cm terletak dalam fosa vesicae biliaris pada fascies
viceralis hati. Pada kantung empedu
terdapat peritoneum yang menyelubungi seluruh bagian fundus dan menetapkan
korpus dan kolum vesicae biliaris
pada hati. Pada kantung empedu dapat
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Fundus:
ujungnya melebar dan menganjur dari tepi kaudal hepar, biasanya terletak pada
ujung kartilago IX pada linea medioklavikularis kanan.
b. Korpus:
bersentuhan dengan fascies viceralis hati,
kolon transversum dan pars superior duodenum.
c. Kolom:
berbentuk sempit, meruncing dan ke arah fosa hepatis. Berkelok seperti huruf S dan melanjutkan
sebagai duktus sistius.
Kapasitas
total kantung empedu untuk menyimpan kurang lebih 30-60 ml, dikeluarkan melalui
duktus sistikus kemudian melalui duktus biliaris komunis ke duodenum sebagai
respon dari kontraksi kantung empedu yang diinduksi oleh hormon usus yaitu
kolesitokinin yakni suatu hormon yang dihasilkan dari sel entreoendokrin (sel
I) yang berasal dari epitel selapis usus halus.
Kemudian, hormon tersebut distimulasikan oleh lemak makanan dalam usus
halus (Sloane, 2004;At a Glance, 2003;
Moore, 2002; Juncqueira dan Carneiro,
2003 ).
Fungsi
kantung empedu adalah:
a. Penyimpanan
empedu
b. Pemekatan
empedu dengan cara mengabsorpsi air
c. Melepaskan
empedu ke dalam saluran cerna jika dibutuhkan
I.1.
Anatomi
Kantung
empedu terletak di lekukan bawah lobus kanan hati di bagian bidang transpilorik
pada sambungan lobus kanan dan kuadratus.
Duodenum dan Kolon transversum terletak di belakangnya (Sloane, 2004;At a Glance, 2003).
Pendarahan
pada kantung empedu berasal dari dua sumber: a. Sistikus merupakan cabang
a. Hepatika dextra dan memiliki cabang-cabang kecil aa. Hepatica.
Arteri sistikus merupakan sumber pasokan darah yang paling
signifikan. Di kantung empedu tidak ada
vena sistikus, drainase vena melalui vena-vena kecil yang melalui alas kantung
empedu (At a Glance, 2003).
I.1.A.
Saluran
Empedu
Empedu
disekresi oleh sel hati ke dalam duktulus biliaris yang bersatu menjadi
duktulus biliaris interlobularis yang membentuk duktus heptikus kanan yang
menyalurkan empedu dari lobus hepatis kanan dan duktus hepatikus kiri
menyalurkan empedu ke lobus hepatikus kiri yang kemudian menyatu di dalam porta
hepatis membentuk duktus hepatikus komunis (At
a Glance, 2003; Moore, 2002).
Duktus
hepatikus komunis bergabung dengan duktus sistikus dari kantung empedu,
membentuk duktus biliaris komunis (duktus koledokus) di duodenum. Struktur ini berturut-turut berjalan pada
tepi bebas omentum minus, dibelakang bagian pertama duodenum dan pada sulkus diantara
kedua duodenum dan kaput pankreas.
Akhirnya duktus ini membentuk pintu pada papila aspek medial bagian
kedua duodenum (Juncqueira dan Carneiro, 2003; At a Glance, 2003).
a. Duktus
Choledochus (biliaris)
Berasal dari sisi bebas
omentum minus dan merpakan persatuan dari duktus hepatikus komunis dan duktus
sistius. Melintas ke kaudal disebelah
dorsal duodenum pars superior dan menempati bagian permukaan dorsal bagian kaput
pankreas. Di sebelah kiri menurun dari
bagian duodenum, duktus ini akan bersentuhan dengan duktus pankreatikus. Kedua duktus ini miring melalui dinding
duodenum dan bersatu membentuk ampulla
hepatopankreatika, bagian distal bermuara ke duodenum melalui papilla duodeni major. Otot yang terdapat dibagian dista ini adalah
otot spincter ductus choledochi. Jika otot ini mengkerut, empedu tidak dapat
memasuki ampula hepatopankreotika atau duodenum maka empedu terbendung dan
memasuki duktus sistikus ke dalam duodenum untuk dipekatkan dan disimpan.
Duktus ini diperdarahi
oleh:
-
Bagian proximal oleh a. Sistika dan vena-vena bagian proximal
langsung memasuki hepar
-
Bagaian tengah berasal dari ramus dextra
aa. Hepatica propria
-
Bagian retroduodenal oleh a. Pankreotikoduodenalis superior posterior dan
a. Gastroduodenalis. V.
Pankreotikoduodenalis superior posterior menyalurkan dari bagian distal
dan bermuara pada vena porta hepatika atau salah satu anak cabangnya.
Pembuluh
limfe duktus ini melintas ke nodus sistikus di dekat kolum vesika biliaris,
kelenjar foramen omentale dan lymphoid
hepatici dan pembuluh-pembuluh aferen melintas ke nodi lymphoidei coeliaci (Moore,
2002).
b. Duktus
Sistius
Memiliki panjang
kira-kira 4 cm dan menghubungkan kolum kantung empedu dengan duktus hepatikus
komunis. Duktus ini melintasi
lembar-lembar omentum minus dan sejajar dengan duktus hepatikus komunis. Duktus sistikus dan duktus hepatikus komunis
bersatu membentuk duktus choledochus (biliaris). Mukosa kolum vesicae biliaris berwujud sebagai lipatan yang bergulir, yakni valvula spiralis yang berguna agar
duktus sistikus tetap terbuka sehingga; empedu dapat dengan mudah dialihkan
kedalam vesicae biliaris, jika ujung
distal duktus biliaris tertutup oleh otot sphincter ductus choledochi atau otot
sphincter ampullae hepatopancreatica atau empedu dapat memasuki duodenum
sewaktu vesicae biliaris berkontraksi
(Moore,
2002).
Duktus ini diperdarahi
oleh:
-
A.
Sistika berasal dari ramus dextra a.
Hepatica propria dan mengantarakan darah ke duktus biliaris dan duktus
sistikus.
-
V.
Sistika memasuki hepar melalui vena porta hepatis.
-
V.
Fundus vesika biliaris dan korpus vesika biliaris melintas langsung ke
dalam fascies viseralis hepar.
I.2.
Histologi
Kantung
empedu berbentuk seperti buah pir. Dinding
kantung empedu terdiri atas mukosa dengan epitel selapis silindris dan lamina
propria, tidak mengandung submukosa, selapis otot polos, jaringan ikat
perimuskular dan suatu membran serosa. Terdiri
atas 3 lapisan: (Juncqueira dan Carneiro, 2003; Paparo, 1996; Difiore,2010).
1. Membran
mukosa
2. muskularis
3. Adventisia
(serosa)
a.
Membran
mukosa
Bila
mukosa dalam kantung empedu kosong akan membentuk bamyak lipatan atau rugae, jadi jika dilakukan potongan
melintang tidak teratur, dan seringkali ditemukan kelenjar simpleks. Semua sel epitel serupa, sel silindrisnya
tinggi, dan inti terletak di basal.
Dengan menggunakan mikroskop akan ditemukan mikrovilli halus di apikal
sel. Terdapat kriptus atau divertikulum
(cvrypta mucosae) yang terdapat
diantara lipatan mukosa dan sering membentuk indetasi yang dalam di mukosa,
pada potongan melintang divertikulum atau kriptus dibawah lamina propria mirip
dengan kelenjar tubular. Sel-sel epitel
ditunjang oleh lamina basal dan lamina propria yang terdiri dari jaringan ikat
jarang retikuler halus, banyak pembuluh
darah kecil, saraf sel epitelnya kaya akan mitokondria. Sel-sel ini mampu mensekresi sejumlah kecil
mukus. Kadang-kadang ditemukan noduli
limpatici kecil (Juncqueira dan Carneiro, 2003; Paparo, 1996; Difiore, 2010).
b.
Muskularis
Disebelah
luar mukosa terdapat lapisan serat otot polos yang tebal dan tak teratur. Tunika muskularis merupakan jala yang terdiri
atas gabungan serat otot polos yang terjalin sebagai anyaman dan diantanya terdapat
kolagen, retikularis dan elestin yang tersebar (Paparo, 1996; Difiore, 2010).
c.
Adventisia
atau Serosa
Serosa melapisi
seluruh permukaan kantung empedu yang menggantung bebas. Adventisia lapisan jaringan ikat, tempat
kantung empedu melekat pada permukaan hati.
Selubung luar kantung empedu terdiri atas jaringan ikat padat kolagen
yang bersatu dengan simpai glisson. Namun, di tempat lain adventisia diliputi
oleh peritoneum. Leher empedu berlanjut
dengan dukstus sistikus dan membran mukosa membentuk lipatan spiral dengan otot
polos sebagi pusatnya dan disebut sebagai katub spiral heister yang berfungsi untuk mencegah perubahan dadakan pada
kapasitas kantung empedu yang disebabakan oleh perubahan tekanan (Paparo, 1996;
Difiore, 2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar